Edupost.id – Kebijakan Full Day School, gebrakan dari Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang baru, Muhadjir Effendy,
diprotes masyarakat. Tidak sedikit masyarakat yang mengatakan bahwa
dengan pulang jam 05.00 WIB, siswa menjadi stres dan waktu untuk
keluarga menjadi berkurang.
“Anak sekarang sekolahnya suka jauh dari rumah. Ini kalo jam lima baru balik, mau nugas jam berapa? Interaksi sama keluarga kapan?,” tulis Husna Ukrina, dalam akun pribadinya, twitter.
Pendapat senada juga disampaikan warga asal Merauke, Papua, Siti
Khadijah. Ia mengatakan di luar negeri sekolah pulang pukul 05.00, namun
untuk anak kelas 1 -3 diterapkan jam tidur siang. Semantara itu di SD
IT anaknya, sudah menerapkan Full Day School. Namun, kegiatan tidak
hanya belajar, tetapi diisi dengan snack time, hafalan, bermain, dan
lainnya. Sekolah juga hanya sampai kamis karena sabtu ssiwa diwajibkan
mengikuti kegiatan Market Day.
Pendapat berbeda disampaikan warga asal Jakarta, Regita Rafinna.
“Tergantung jenis dan intensitas kegiatan yang diberikan sekolah dalam
waktu selama itu. Kalau dari pagi sampe jam lima itu full belajar aja yang ada stres. Teruntuk wilayah terpencil dan sulit akses, sebaiknya jangan atau lebih tepatnya belum dulu lahhh, belum cocok dan mumpuni,” ungkapnya.
Sementara itu, warga asal Surabaya, Wynie Zadah membenarkan bahwa
untuk sekolah yang berada di luar Jawa perlu dibutuhkan fasilitas dan
tenaga pengajar yang mumpuni. Ini hanya berlaku di kota besar dan jika
Persyaratan dasar Full Day School suda terpenuhi. Kebijakan perlu
observasi lapangan dan SOP. Memang untuk yang orangtuanya sama-sama
bekerja ini menguntungkan.
Sumber :
Selasa, 09 Agustus 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar