TOKYO – Rumor Kaisar Jepang Akihito akan
segera mengundurkan diri terus berembus hingga saat ini. Meskipun, dalam
pidato resminya, pria berusia 82 tahun itu tidak secara gamblang
mengungkap niatnya tersebut. Tapi, alasan-alasan yang dikemukakan
Akihito merupakan sinyal kuat akan segera turun takhta.
Kemunculan Kaisar Akihito di depan publik terbilang langka. Sebelum ini, Akihito tercatat dua kali menyampaikan pidatonya di depan umum. Kesempatan pertama pada 15 Agustus 1945, di mana ia mengumumkan Jepang telah kalah dalam Perang Dunia II. Beberapa tahun kemudian, pada 16 Maret 2011, Akihito kembali muncul di depan publik untuk menenangkan rakyat setelah terjadi gempa bumi, tsunami dan krisis nuklir di Fukushima.
Jika dalam pidato tersebut posisi Akihito adalah merespons kondisi sosial di masyarakat Jepang, maka kehadiran Akihito kali ini adalah terkait takhta kepemimpinan dalam kekaisaran Jepang. Dalam pidato singkatnya, Akihito mengungkapkan ia telah memiliki usia yang semakin lanjut dan tingkat kebugaran yang semakin menurun. Faktor tersebut membuat pekerjaan sebagai seorang kaisar menjadi terasa berat baginya.
Apalagi, bagi rakyat Jepang, kaisar adalah simbol negara. Karena itu, ia harus dipimpin oleh seorang yang dapat menjalankan tugasnya secara baik. Padahal, konstitusi Jepang pascaperang tidak mengizinkan seorang kaisar yang menua untuk turun takhta. Kaisar harus tetap berada di posisinya sampai meninggal dunia. Bahkan, jika seorang kaisar lumpuh, tugasnya sebagai seorang kaisar dapat diperbantukan.
Terlepas dari itu semua, pertanyaan lanjutan adalah siapa pengganti Kaisar Akihito jika ia benar-benar mengundurkan diri?
Sebelum ini, Jepang mencatat Kokaku adalah Kaisar Jepang pertama yang mengundurkan diri. Kaisar Jepang lainnya turun takhta setelah meninggal dunia. Dengan demikian, jika Akihito mengundurkan diri, maka ia menjadi Kaisar Jepang kedua yang resign dari takhta kepemimpinan sebelum wafat. Demikian sebagaimana dilansir CNN, Senin (8/8/2016).
Untuk mengetahui siapa pengganti Akihito, kita perlu melihat sejarah dan tradisi pergantian kaisar dari tahun ke tahun. Diketahui bahwa Akihito menggantikan Kaisar Showa atau Kaisar Hirohito pada 1988. Pergantian ini berdasarkan peraturan bahwa Kaisar yang mengundurkan diri (meninggal atau berhenti) akan digantikan oleh anak laki-laki dari keturunan sang kaisar.
Peraturan ini memunculkan masalah baru dalam sistem kepemimpinan kekaisaran Jepang. Jika Akihito berhenti, ia otomatis akan digantikan anaknya Naruhito. Namun, masalahnya adalah Naruhito hanya memiliki satu anak perempuan bernama Aiko. Sementara dalam tradisi kekaisaran Jepang tidak diatur seorang perempuan dapat diangkat menjadi ratu.
Karena itu, Kaisar Akihito saat ini sedang berpikir keras untuk menemukan solusi yang mengatur perempuan menjadi ratu. Namun, jika peraturan tentang kaisar perempuan tidak dibuat, maka takhta selanjutnya mungkin saja jatuh pada Akishino karena ia saat ini memiliki anak laki-laki Hisahito yang baru berusia sembilan tahun.
Berdasarkan hal di atas, posisi Kaisar Akihito sangat menentukan dalam hal ini. Perebutan kekuasaan sangat mungkin dihindari jika sang kaisar segera membuat keputusan dan peraturan yang tepat dan memuaskan segala pihak.
Sumber :
Kemunculan Kaisar Akihito di depan publik terbilang langka. Sebelum ini, Akihito tercatat dua kali menyampaikan pidatonya di depan umum. Kesempatan pertama pada 15 Agustus 1945, di mana ia mengumumkan Jepang telah kalah dalam Perang Dunia II. Beberapa tahun kemudian, pada 16 Maret 2011, Akihito kembali muncul di depan publik untuk menenangkan rakyat setelah terjadi gempa bumi, tsunami dan krisis nuklir di Fukushima.
Jika dalam pidato tersebut posisi Akihito adalah merespons kondisi sosial di masyarakat Jepang, maka kehadiran Akihito kali ini adalah terkait takhta kepemimpinan dalam kekaisaran Jepang. Dalam pidato singkatnya, Akihito mengungkapkan ia telah memiliki usia yang semakin lanjut dan tingkat kebugaran yang semakin menurun. Faktor tersebut membuat pekerjaan sebagai seorang kaisar menjadi terasa berat baginya.
Apalagi, bagi rakyat Jepang, kaisar adalah simbol negara. Karena itu, ia harus dipimpin oleh seorang yang dapat menjalankan tugasnya secara baik. Padahal, konstitusi Jepang pascaperang tidak mengizinkan seorang kaisar yang menua untuk turun takhta. Kaisar harus tetap berada di posisinya sampai meninggal dunia. Bahkan, jika seorang kaisar lumpuh, tugasnya sebagai seorang kaisar dapat diperbantukan.
Terlepas dari itu semua, pertanyaan lanjutan adalah siapa pengganti Kaisar Akihito jika ia benar-benar mengundurkan diri?
Sebelum ini, Jepang mencatat Kokaku adalah Kaisar Jepang pertama yang mengundurkan diri. Kaisar Jepang lainnya turun takhta setelah meninggal dunia. Dengan demikian, jika Akihito mengundurkan diri, maka ia menjadi Kaisar Jepang kedua yang resign dari takhta kepemimpinan sebelum wafat. Demikian sebagaimana dilansir CNN, Senin (8/8/2016).
Untuk mengetahui siapa pengganti Akihito, kita perlu melihat sejarah dan tradisi pergantian kaisar dari tahun ke tahun. Diketahui bahwa Akihito menggantikan Kaisar Showa atau Kaisar Hirohito pada 1988. Pergantian ini berdasarkan peraturan bahwa Kaisar yang mengundurkan diri (meninggal atau berhenti) akan digantikan oleh anak laki-laki dari keturunan sang kaisar.
Peraturan ini memunculkan masalah baru dalam sistem kepemimpinan kekaisaran Jepang. Jika Akihito berhenti, ia otomatis akan digantikan anaknya Naruhito. Namun, masalahnya adalah Naruhito hanya memiliki satu anak perempuan bernama Aiko. Sementara dalam tradisi kekaisaran Jepang tidak diatur seorang perempuan dapat diangkat menjadi ratu.
Karena itu, Kaisar Akihito saat ini sedang berpikir keras untuk menemukan solusi yang mengatur perempuan menjadi ratu. Namun, jika peraturan tentang kaisar perempuan tidak dibuat, maka takhta selanjutnya mungkin saja jatuh pada Akishino karena ia saat ini memiliki anak laki-laki Hisahito yang baru berusia sembilan tahun.
Berdasarkan hal di atas, posisi Kaisar Akihito sangat menentukan dalam hal ini. Perebutan kekuasaan sangat mungkin dihindari jika sang kaisar segera membuat keputusan dan peraturan yang tepat dan memuaskan segala pihak.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar